Pages

Monday, May 17, 2010

Kena Penyakit Mata Belek

Empat hari sudah saya terkena penyakit mata Belek. Sungguh kondisi yang tidak nyaman. Penyakit ini memang bukan penyakit berbahaya, namun cukup mengganggu aktivitas saya. Sebelumnya saya merasa ada yang mengganjal pada mata saya. Saya pikir hanya kotoran kecil. Kemudian saya teringat dengan nenek saya yang terjangkit penyakit belek ini, cepat-cepat saya menyimpulkan bahwa saya juga ikut terjangkit. Tanda-tanda awal yang saya rasakan adalah linu pada mata, setelah itu mulai muncul kotoran. Sebelum mata memerah, mata saya terus mengeluarkan air mata. Sesegera mungkin saya mencari obat tetes mata. Perlu diketahui bahwa kita tidak boleh sembarangan menggunakan obat tetes mata, salah-salah justru membahayakan kondisi mata.

Penyakit belek ini memang sangat cepat penularannya. Jika dalam satu rumah salah satu anggota keluarga terjangkit penyakit ini, bisa dipastikan bahwa semua orang di rumah itu ikut terjangkit. Begitu pula dengan keluarga saya. Di mulai dari nenek, kemudian saya, ayah, kakek, adik saya, kemudian tante, dua sepupu saya, bahkan salah satunya masih berumur lima tahun. Penyakit ini bisa menular melalui apa saja. Misalnya kontak tangan dengan penderita, menggunakan alat mandi secara bergantian dengan penderita serta kontak dengan benda-benda yang tercemar. Penyebarannya akan sangat cepat melalui udara, di mana udara yang tercemar masuk ke dalam saluran pernafasan. Saat orang tersebut bernafas, kuman yang masuk akan menyebar. Karenanya, jika dalam satu keluarga ada yang menderita belek, kemungkinan besar seluruh anggota keluarga akan tertular.

Saya harap penyakit belek ini akan segera pergi dari saya. Saya sarankan bagi yang belum terjangkit, segeralah antisipasi dengan cara memakai kacamata ketika bepergian agar mata tidak terkena debu. Apalagi sekarang ini sedang musim pancaroba, penyebaran penyakit ini akan semakin cepat. Bila terjangkit, segera periksa ke dokter, klinik, puskesmas, mantri atau rumah sakit terdekat agar bisa mendapat penanganan lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment