Hai..selamat
bertemu lagi, kali ini dengan kondisi yang berbeda, lebih akrab, mungkin iya atau biasa saja.
Hai..apa kabar, katamu kamu sehat, aku harap demikian benar kondisimu. Tidak
ada yang berubah dari caramu menyapa, tetap hangat di antara percakapan yang
sangat jarang terjadi pada kita, aku dan kamu. Kita bahkan hanya tiga kali
saling menyapa, bukan, lebih tepatnya aku yang menyapamu lebih dulu dan pernah
pula sekali kamu berpamitan pulang kepadaku, jabat tangan mengakhiri perjumpaan
kita siang itu.
“Dik,
aku pamit pulang dulu ya, masih ada kegiatan lain selepas ini, titip salam
untuk teman-teman” katamu singkat sambil menjabat tanganku.
“Thanks
banget mas udah dateng, hati-hati di jalan, tahu arah jalan pulang kan?”
tanyaku.
“Tahu
dong, kalau kesasar tinggal tanya GPS.” jawabmu bersemangat.
“Oke,
kirain mau tanya aku, udah siap pulsa nih.” kataku sambil nyengir.
Semua
berlalu, sudah dua bulan tidak berjumpa denganmu dan malam ini Tuhan memberi
sedikit jawaban atas doaku. Tuhan tidak pernah salah menentukan waktu, termasuk
pertemuan kita saat ini, walaupun bagiku ini tidak tepat. Aku harus bersyukur
pada Tuhan karena hari ini kesempatan besarku bertemu denganmu bisa terjadi,
setelah sekian waktu doaku teruntai dan saat fokusku tergeser ternyata Tuhan
mengingatkanku demikian baiknya.
“Tuhan,
sekiranya dia tepat bagiku, maka ingatkan aku untuk bersabar menanti waktu yang
baik meski sekedar merasakan kehadirannya tanpa berhadapan langsung.” pintaku sederhana.
Malam
ini aku sengaja membuka WhatsApp, sekedar membersihkan pesan yang sudah lama
tidak terbuka, 1082 chats dan 2 diantaranya adalah darimu. Bukan obrolan sapaan
memang, tapi sungguh ini membahagiakan. Kamu kirimkan beberapa minggu lalu,
sekedar menawarkan kaos edisi traveling, sebagian keuntungan disisihkan untuk
dana kemanusiaan, tidak berubah, kamu tetap kamu yang dulu. Sungguh, aku
mengagumimu dan tidak pernah berkurang hingga saat ini, dan (mungkin) selamanya.
Seandainya aku buka chatmu seketika setelah kamu mengirimnya, mungkin pertemuan
kita tidak akan seindah pertemuan singkat malam ini.
Terima kasih
Tuhan, telah Kau ajarkan aku kesabaran dan anugerah kekuatan sehingga doaku
tidak putus untuknya yang entah benar-benar baik untukku atau justru
sebaliknya. Aku terus berusaha untuk menjadi sebaik-baiknya hambaMu, hanya
berharap karunia yang pantas dariMu. Tolong bantu aku, Tuhan.
No comments:
Post a Comment