Pages

Sunday, February 15, 2015

Surat Untuk Kak Mandra

Untuk Yts. Kakak Mandra

Selamat malam kak, bagaimana kabar Curug Muncar? Maksud hati ingin segera menikmati setiap hembusan sejuk udara di sana, melepas segala tekanan kuliah yang sudah hampir usai ini dan menggunakan satu kesempatan untuk sekedar mengucapkan salam padamu. Kak, berhubung kita tidak dapat saling berbagi waktu, kali ini biarkan surat ini menjadi sarana komunikasi kita. Biarpun satu arah, tapi bila sudah terposting di media sosial bukan tidak mungkin kamu meninggalkan komentar di bagian bawah posting ini.

Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Sebulan atau dua bulan, atau sudah lebih Kak? Entahlah sudah terlalu lama. Apa yang sedang kamu lakukan di situ, sibuk dengan urusan yang membuatmu senang ya? Lalu bagaimana dengan aku, tidakkah kamu memiliki sedikit kerinduan padaku? Baiklah, aku yakin kamu pernah merindukanku barang kali sekali, dan itu cukup bagiku. Jangan terlampau banyak menumpuk kerinduan karena sebenarnya kerinduan bisa disalurkan kepada yang membutuhkan. Seandainya ada donor rindu, mungkin kamu dan aku akan menjadi pendonor terbanyak.

Oh iya Kak, Sabtu malam ini makanan olahan coklat laris di jual di supermarket, bahkan warung kecil milik Budhe Watik saja dagangan coklatnya ludes terjual Kak, sepertinya bukan karena Valentine, melainkan terjadi lonjakan orang stress di sini karena faktor-faktornya masing-masing (menurutku ini bisa dijadikan penelitian, judulnya “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan Makanan Olahan Coklat di Warung Budhe Watik Pada Sabtu Malam”). Sedangkan aku adalah bagian dari mereka yang aku sebut orang stress, Kak. Aku harus berbagi cerita padamu tentang stress, kali ini bukan tentang tugas akhir, melainkan tentang pertanyaan yang tidak bisa aku jawab. Sekarang pertanyaan ini aku berikan padamu, tentang cinta yang kamu definisikan selama ini. Kamu masih ingat tentang cinta kan, kalau tidak, mungkin hatimu sudah kaku. Cek ig kami ya Kak, ada bermacam-macam produk peleleh hati. Bisa langsung diorder.

Kak Mandra, bagimu cinta itu apa sih? Apakah cinta itu saat aku atau kamu merasakan kagum pada sesuatu, diungkapkan atau disimpan atau didiamkan saja sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, apakah begitu? Ada jawaban lain, mungkin cinta itu pengorbanan untuk sesuatu yang paling berharga sehingga diperoleh kebahagiaan yang lebih banyak dari pengorbanan itu? Atau jangan-jangan cinta itu sebatas berbagi coklat manis seribuan? Kak, komentar dong ke Tuhan.

Cinta itu sulit ya dipahami, menurutku sama sulitnya dengan memahamimu. Bagaimana bisa aku paham, bahkan hanya beberapa kali kita bertemu, tanpa kabar dan hanya berkirim salam lewat doa itu menjadi rutinitas wajib, bagiku, mungkin bagimu juga. Sedangkan berkirim salam lewat kawan agaknya sudah biasa kita lakukan. Lalu, bagaimana definisi operasional cinta bagiku? Tidak akan aku jawab sampai kamu sendiri yang mempertanyakannya.

Kakak Mandra yang tidak ganteng, tidak gokil dan tidak meneduhkan. Kamu memang bukan pohon yang memanjakan orang dengan rimbun dedaunanmu, bukan juga pelawak ataupun model yang bisa memuaskan banyak orang dengan hiburan yang kamu tampilkan. Tetapi Kak, aku rasa cinta merubah segalanya, kamu adalah pohon, pelawak dan model. Tidak…kamu lebih elok daripada itu semua dan ini karena cinta. Kamu bisa jadi adalah pelangi yang mencintai hujan, datang setiap selesai hujan dan menghilang kemudian. Terus saja seperti itu sampai warna pelangi berubah hitam-putih.

Ah, Kak, aku atau kamu bukankah kita tidak pernah membahas tentang cinta. Cinta yang tidak pernah bisa didefinisikan oleh banyak orang termasuk kita. Cinta bahkan melampaui segalanya, bukan hanya dalam konteks aku dan kamu. Hubungan kakak-adik, pertemanan, pacaran, suami-istri bahkan hanya sebagian kecil dari cinta. Cinta bisa membahagiakan dan juga membutakan banyak hal, seperti bahagianya aku mengenal sosokmu dan butanya aku karena kecintaanku padamu.

Kakak Mandra, komentar dong ke Tuhan. Selagi masih ada waktu untuk memohon dan memperbaiki diri, mengapa harus jadi pelangi? Jadilah yang lain, suamiku mungkin. Ya, apapun itu, semangat meraih kappa yang sama ya Kak. Tanpa kappa yang sama, cinta akan lebih sulit bertemu dan direalisasikan bersama, aku dan kamu.

Yang Menyayangimu
-Dicha-

No comments:

Post a Comment